Kamis, 12 Juli 2012

Penipuan Tenaga Kerja


Oknum TNI Diduga Dalangi Penipuan Berkedok Rekruitmen Karyawan Pertamina

Kartono

deazthaland Hingga saat ini, fenomena calo dan maklar tenaga kerja masih terjadi di sana – sini. Untuk mendapatkan pekerjaan yang diinginkan, seorang calon tenaga kerja dikenakan biaya yang sudah ditentukan, dengan iming – iming janji pekerjaan yang menggiurkan. Masih untung jika pekerjaan itu didapat. Namun, jika ternyata makelar tersebut adalah penipu, maka uang raib dan pekerjaan pun tak didapatkan.


Penipuan dengan modus rekruitmen tanaga kerja kali ini terjadi di Kabupaten Tuban. Lebih dari 100 orang calon tenaga kerja terkena bujuk rayu Kartono warga Jl. Diponegoro Kelurahan Perbon Kecamatan Kota.
Pelaku menjanjikan kepada para korban untuk masuk menjadi karyawan PT. Pertamina wilayah Kabupaten Madura. Untuk mendapatkan apa yang dijanjikan oleh Kartono, para korban harus membayar 15 s.d 30 juta rupiah. Seorang korban yang berasal dari Kelurahan Ronggomulyo Kecamatan Kota, Nurwanto mengatakan kepada kabartuban.com, “Saya disuruh bayar 25 juta leh Kartono.”


Pada hari ini, selasa (10/7) di Mapolres Tuban, lebih lanjut Nurwanto mengungkapkan bahwa dirinya sudah mengenal pelaku sebelumnya. Karena sudah saling mengenal, Nuewanto begitu saja percaya jika anaknya akan dibantu untuk bisa masuk menjadi karyawan di Pertamina dengan uang 25 juta.“saya angsur dua kali uang segitu, pertama di bulan April saya bayar 12,5 juta, kemudian bulan Mei saya lunasi sesuai permintaan dia”, kata Nurwanto.
Dari keterangan Nurwanto, dapat disimpulkan bahwa kerelaan Nurwanto untuk membayar 25 juta kepada Kartono demi mendapatkan kerja bagi anaknya, Ondi (20) lantaran PT. Pertamina adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dengan harapan jaminan masa depan ekonomi anaknya.

Kejahatan Kartono mulai tercium ketika sejumlah orang yang menjadi calon tenaga kerja tersebut berkumpul di rumah pelaku untuk kemudian diberangkatkan ke Surabaya guna mengikuti Training. Namun ternyata hal itu tidak terjadi seperti yang dikatakan Kartono.


Pada waktu yang ditentukan pelaku, para korban berkumpul di rumah Kartono untuk berangkat ke Surabaya dan menjalani masa training di sana. Namun sejak pukul 15.00 WIB s.d 16.00 WIB, bus yang dijanjikan untuk mengangkut para calon tenaga kerja tidak kunjung datang.

Melihat korbannya mulai gusar, pelaku beralasan bahwa bus yang akan memberangkatkan mereka sedang mogok. Ditunggu hingga malam bus tidak juga datang, korban tepaksa harus menunggu hingga pagi hari.
Namun sampai pagi pun bus tidak datang, korban mulai curiga kemudian sejumlah korban melapor ke pihak kepolisian setempat sebelum kemudian pelaku diciduk oleh petugas Mapolres Tuban untuk mempertanggungjawabkan perbuatanya.
Kepada petugas, pelaku mengaku melakukan hal tersebut tidak sendirian, melainkan ada oknum TNI yang berinisial AB sebagai perantara untuk mengajukan sejumlah nama ke pihak Pertamina Dia sendiri mengaku jika dirinya meminta sejumlah uang kepada para korbannya dengan nilai yang variatif antara Rp. 15- 30 Juta. “Uangnya dibawa kabur semua oleh AB”, terang Kartono dihadapan para wartawan, di ruang penyidik Mapolres Tuban.


Kasat Reskrim Polres Tuban AKP Arief Kristianto kepada sejumlah wartawan mengatakan, “Modus yang di gunakan oleh tersangka dengan menyuruh sejumlah korban agar membayar sebagai uang pelicin,” “Korban rata-rata ditarik uang senilai Rp.20-30 juta perorangnya”, ungkap Arief.
Lebih lanjut Arief menegaskan jika pihaknya masih melakukan penyelidikan atas dugaan adanya oknum TNI yang bertugas di Kodam V Brawijaya, “Untuk keterlibatan oknum, kita masih mengumpulkan sejumlah barang bukti lainnya, untuk kita dalami”, jelas Arief.
Tersangka yang terjerat pasal 378 terancam hukuman 4 tahun penjara. Sedangkan kerugian yang diderita korban mencapai 2 Milyard. Dan kini tersangka harus meringkuk di sel Tahanan Mapolres Tuban  untuk mempertanggung jawabkan perbuatanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar