Rabu, 16 Mei 2012

Ciri Penderita AIDS

Ciri ciri penderita Aids berikut adalah ciri ciri penderita Aids yang bisa kita temukan ciri ciri penderita Aids secara umum penderita AIDS sangatlah sulit untuk diketahui. Tidak ada ciri-ciri fisik khusus untuk penderita HIV, karena virus HIV menyerang kekebalan tubuh, ciri-ciri yang terlihat ya penyakit-penyakit umum.

Gejala fisik khas baru terlihat pada saat muncul infeksi opportunitis, infeksi yang mucul pada stadium HIV lanjut. Bentuknya juga tidak berbeda dengan orang yang terkena penyakit tersebut tapi bukan karena terkena HIV, macam TBC, sarkoma kaposi, pembengkakan kelenjar getah bening dll. Untuk tahu pasti ya periksa darah untuk mengetahui keberadaan virus HIV. Hampir semua lab umum bisa , tapi sebaiknya konsultasi dulu dengan dokter yang biasa menangani penderita HIV.




Beberapa gejala pada orang yang mungkin mengidap virus HIV
Pengidap AIDS akan terlihat lesu, tak bersemangat dan lemah. Rentan terhadap segala macam penyakit.
Pada fase berat, penderita AIDS akan terlihat sangat kurus, pupil mata membesar, tak bertenaga dan akan terbaring lemah menunggu ajal.
Ciri-ciri penyakit HIV/AIDS adalah seseorang bisa mengalami penurunan imunitas atau daya tahan tubuh, hal ini bisa kita lihat seorang yang terinfeksi virus tersebut akan mudah sakit seperti flu yang lama sekali sembuhnya. Jika sudah stadium lanjut akan menjadi sangat rentan sekali dia bisa mengalami komplikasi berbagai penyakit. Seperti diare, infeksi saluran pernafasan, lepuh kulit, berat badan terus menurun sehingga penderita tampak kurus dan kering.

Seseorang bisa terinfeksi jika dia melakukan hubungan seksual secara bergantian baik heteroseksual maupun homoseksual, dan yang lebih rentan yang hub sesama, bisa dari transfusi darah yang terinfeksi juga bisa dari jarum suntik yang pernah diapak sama penderita.

Saat ini pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui seseorang menderita HIV atau tidak adalah pemeriksaan CD4 dan viral load. Seseorang dikatakan telah menderita AIDS apabila terdapat infeksi HIV disertai infeksi oportunistik atau kanker terkait atau infeksi HIV dan CD4 kurang dari 200/dl. Setelah terinfeksi HIV, seseorang akan menunjukkan gejala primer. Seperti, demam, nyeri otot, nyeri sendi, rasa lemah, luka di kulit/mulut, pembesaran kelenjar getah bening, sakit kepala, depresi, mual, muntah dan diare. Gejala-gejala ini berlangsung 2-6 minggu dan membaik dengan atau tanpa pengobatan.

Selanjutnya, terjadi stadium tanpa gejala kurang lebih 5-10 tahun. Lalu, baru perjalanan penyakit memasuki stadium AIDS bila telah terjadi demam lama, batuk, penurunan berat badan, diare, sesak napas, penurunan kesadaran, gangguan penglihatan disertai infeksi oportunistik seperti keputihan di mulut, tuberkulosis, radang paru P.carinii dan lainnya.



Seperti dikutip Menshealth.about.com, Kamis (10/6/2010) ketika seseorang terinfeksi maka gejala awal yang muncul terkadang mirip dengan flu atau infeksi virus sedang.Gejala dan tanda awal dari HIV termasuk demam, sakit kepala, kelelahan, mual, diare dan pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak atau pangkal paha.

Gejala-gejala ini hampir sama dengan infeksi virus lainnya. Karena itu banyak orang yang terinfeksi HIV tidak menyadari bahwa dirinya sudah terinfeksi hingga bertahun-tahun sehingga mencapai stadium lanjut.

Pusat pengendalian penyakit (Center for Disease Control/CDC) mengungkapkan ada beberapa gejala yang menunjukkan stadium lanjut dari HIV yaitu:
Kehilangan berat badan dengan cepat tanpa adanya alasan.
Batuk kering.
Demam berulang atau berkeringat saat malam hari.
Kelelahan.
Diare yang lebih dari seminggu.
Kehilangan memori.
Depresi dan juga gangguan saraf lainnya.
Salah satu cara untuk mendeteksinya adalah dengan mengukur jumlah sel-sel darah putih, karena biasanya seseorang dengan HIV akan memiliki jumlah sel darah putih yang kecil. HIV bukan merupakan penyakit yang mudah untuk didiagnosis, ada dua hal yang harus diperhatikan yaitu kenali gejala yang ada dan melakukan pemeriksaan ke dokter.

HIV disebabkan kebanyakan karena perilaku gonta ganti pasangan seks tanpa menggunakan kondom atau orang-orang yang memakai narkoba karena gantian menggunakan jarum suntik.

HIV menular melalui :
Hubungan kelamin dan hubungan seks oral atau melalui anus.
Transfusi darah.
Penggunaan bersama jarum terkontaminasi melalui injeksi obat dan dalam perawatan kesehatan.
Antara ibu dan bayinya selama masa hamil, kelahiran dan masa menyusui.
Begitulah seperti yang di kutip dari CDC semoga informasi ini dapat membantu kita semua agar mengetahui dan janganlah melakukan hal-hal yang dapat menyebabkan Anda terserang penyakit kutukan ini semoga informasi ini dapat membantu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar