Rabu, 16 Mei 2012

Ketika Galau Menghampiri

- Solusi Bernama Galau… 
 
Putus Cinta


























  -SEKITAR 10 tahun lalu badan kesehatan dunia WHO mengungkapkan bahwa satu dari setiap empat orang pernah mengalami gangguna kejiwaan dalam hidupnya. Saya terus terang tidak tahu data perkembangannya setelah itu, tetapi dugaan saya sendiri porsi orang yang terkena gangguan ini kemungkinan besarnya tidak berkurang. Beribu penyebab bisa membuat orang terganggu kejiwaannya, oleh karenanya kita perlu mengenal gejala awalnya supaya tidak menjadi korban satu dari empat orang tersebut.

Salah satu gejala yang umum dari gangguan kejiwaan ini dalam bahasa popular sekarang adalah ke-galau-an yang dipelihara. Berbagai sebab bisa membuat hati dan perasaan Anda galau, ini biasa saja. Tetapi bila ke-galau-an tersebut terus terpelihara menghantui hidup Anda – maka semakin besar peluang Anda untuk terganggu secara kejiwaan.

Hal yang sebenarnya biasa berupa perasaan yang galau ini, bila tidak diatasi segera akan bisa menjadi penyakit kejiwaan yang serius. Sebaliknya, kegalauan juga banyak sekali mendorong lahirnya karya-karya dan solusi agung dari setiap permasalahan hidup manusia.

Bank-bank syariah dan industri keuangan syariah yang nilainya semakin membesar baik di Indonesia maupun di dunia misalnya, lahir dari kegalauan masyarakat pelaku usaha atas sistem keuangan ribawi yang mengungkungi kebutuhan transaksi finansial mereka.

GeraiDinar dan produk-produk/ ide-ide turunannya juga lahir dari kegalauan terhadap uang kertas kita yang daya belinya terus menurun dari waktu ke waktu. Program pendidikan Kuttab Al-Fatih yang belum lama ini kami launch penerimaan siswanya, lahir dari kegalauan melihat sistem pendidikan yang ada ternyata tidak mampu memberi bekal utama pada anak-anak kita yaitu bekal Iman.

Jadi kegalauan adalah semacam dua sisi dari koin yang sama, sisi satunya adalah bisa menjurus pada gangguan kejiwaan bila tidak diatasi. Sisi lainnya bisa menjadi mesin inovasi dan solusi yang sangat produktif.

Lantas bagaimana agar kegalauan Anda tidak menjadikan Anda terganggu dari sisi kejiwaan tetapi malah menjadi sangat inovatif melahirkan solusi-solusi? Berikut adalah beberapa diantara jalannya.

Pertama jangan mengumpat masalah, jangan menyalahkan orang lain, jangan menyalahkan lingkungan. Mohonlah perlindungan dan petunjuk kepada Allah semata – agar segala kegalauan Anda tidak membahayakan Anda dan agar diberiNya jalan keluar/solusi.

Diriwayatkan oleh Abu Tamimah Al-Hujaimi: “Suatu hari saya mengendarai keledai di belakang Rasulullah, keledai saya mengadat, lalu saya berteriak ‘musnahlah setan’ Nabi berkata ‘jangan bicara musnahlah setan, karena kalau engkau bicara demikian setan akan merasa penting dan tinggi, setan akan berkata ‘ aku perdaya dia dengan kekuatanku’ , tetapi ucapkanlah ‘bismillah’ maka setan akan merasa dipermalukan dan lebih kecil dari serangga’.” (Sahih at_Targhib wat_Tarhib).

Mengapa mengumpat terhadap ‘setan’ musuh kita yang menjadi penyebab segala masalah dilarang? karena itu tidak menyelesaikan masalah dan hanya membuat ‘setan-setan’ merasa berhasil dengan programnya. Demikian pula segala problem yang membuat Anda galau, kegalauan tidak akan sembuh bila yang dilakukan hanya mengumpat dan menyalahkannya. Hanya dengan ‘Bismillah’ untuk memulai alternatif solusi yang positif kegalauan akan berbalik menjadi sumber inovasi dan solusi.

Kedua karena kegalauan itu menular sebagaimana penyakit menular, maka dia juga harus dilawan dengan obat yang efek penyembuhannya menular. Tiga hal yang bisa dilakukan dalam kaitan dengan ini adalah beramal atau berbuat secara istiqomah (tidak mudah tergoda/tertular oleh kegaluan orang lain), berlaku seimbang dan menebarkan kabar gembira. Dengan kabar gembira yang Anda tebarkan insyaallah akan mengobati perasaan galau lingkungan Anda sebagaimana air menyiram api yang menjalar.

Bukan hanya itu, berbuat secara istiqomah, seimbang dan menebarkan kabar gembira insyaAllah juga akan bisa mendatangkan rakhmat dan ampunanNya. Hadits popular ini yang menjadi dasar ‘kabar gembira’-nya.

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “‘Beramallah sesuai sunnah (istiqomah) dan berlaku imbanglah, dan berilah kabar gembira, sesungguhnya sesseorang tidak akan masuk surge karena amalannya.’ Para sahabat bertanya ‘ Begitu pula dengan engkau ya Rasulullah ?’ beliau bersabda : ‘begitu pula denganku, kecuali bila Allah melimpahkan rahmatNya dan ampunanNya kepadaku.’” (Shahih Bukhari, No 5986).

Jadi kalau hati kita lagi galau, itu sebenarnya biasa. Menjadi tidak biasa dan membawa celaka bila kita terus menyalahkan pihak lain dan tidak mencari solusi. Sebaliknya kegalauan bisa melahirkan solusi yang inovatif bila disikapi dengan niat yang serius untuk Bismillah mencari solusi, istiqomah dalam menempuh jalannya, berimbang dalam menyikapi berbagai informasi dan terus menebarkan kabar gembira.

Bayangkan bila kegalauan yang sekarang mewabah di masyarakat melalui iklan-iklan dan berita-berita itu kini menjadi sumber inspirasi nan inovatif solutif, masalah apa lagi yang tidak bisa diselesaikan? InsyaAllah dengan ijinNya semua menjadi bisa. InsyaAllah.*

Semoga bermanfaat.. amiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar