Rabu, 16 Mei 2012

Perangi Virus AIDS

Perangi AIDS

 * Lawan HIV / AIDS

Tanggal 1 Desember diperingati sebagai Hari AIDS Sedunia. Itu sebuah momentum yang ingin mengingatkan warga bahwa ancaman ini ada dan harus segera kita atasi.
Hervinny Wongso
SECARA harfiah, acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala yang disebabkan penurunan kekebalan tubuh akibat virus human immunodeficiency virus (HIV). HIV merupakan virus yang menyebabkan penurunan kekebalan tubuh pada pasien yang terinfeksi. Dalam kondisi kritis, sistem kekebalan tubuh manusia yang terkena AIDS akan rusak sehingga penderita sangat rentan dengan semua jenis infeksi dan penyakit.
Hingga Juni 2011, Kementerian Kesehatan telah menemukan hampir 4.000 kasus AIDS di DKI Jakarta. Angka itu sekaligus menjadikan DKI Jakarta sebagai kota dengan populasi AIDS terbesar, disusul Papua, Jawa Tengah, Jawa Barat, Riau, dan Sumatra Selatan.
Mereka yang dinyatakan positif HIV/AIDS juga berasal dari berbagai profesi, mulai karyawan, wiraswasta, ibu rumah tangga, mahasiswa, hingga buruh.
Salah persepsi
Maraknya kasus HIV/AIDS kemudian memunculkan berbagai persepsi kurang tepat pada sebagian besar masyarakat. Salah satunya sikap diskriminatif terhadap para penderita HIV/AIDS (ODHA) karena takut tertular. Padahal secara medis, HIV bukanlah virus yang bisa menular dengan mudah ke orang lain.
“Untuk menularkan virusnya, HIV harus melewati tahap ESSE,” terang Ekarini Aryasatiani, Ketua Kelompok Kerja (Pokja) HIV RSUD Tarakan, Jakarta Pusat. ESSE ialah serangkaian tahap berkembangnya virus HIV. Exit, yakni saat keluar dari tubuh yang terinfeksi; survive, ketika virus bertahan hidup di luar tubuh; sufficient, virus harus memiliki jumlah yang cukup untuk menginfeksi; dan enter, ketika virus memasuki tubuh orang lain lewat darah.
“Proses ESSE menunjukkan bagaimana virus HIV baru akan menular lewat darah, cairan kelamin, dan air susu ibu (ASI). Atau saat terjadinya perpindahan cairan darah dari penginfeksi ke manusia sehat,” tambah Ekarini. “Jadi, informasi kalau HIV/AIDS menyebar lewat tusuk gigi, kolam renang, bioskop, dan sebagainya itu tidak benar,” tegas spesialis kebidanan dan kandungan itu. Artinya, kita tidak perlu takut untuk berinteraksi dengan ODHA.

Aku Bangga Aku Tahu
Di Indonesia, tercatat lebih dari 66 ribu orang dinyatakan positif HIV. Dari jumlah tersebut, 80% di antara mereka berasal dari kelompok usia produktif, 20 hingga 48 tahun. “Sebagian besar pengguna narkoba dan jarum suntik, serta terlibat pergaulan dan seks bebas,” ujar Rohanna Manggala, selaku Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi DKI Jakarta.
Untuk meningkatkan kepedulian terhadap isu tersebut, sejumlah instansi gencar melakukan sosialisasi informasi tentang HIV/AIDS kepada generasi muda. Salah satunya lewat kampanye Aku Bangga Aku Tahu, yang dicanangkan Kementerian Kesehatan tahun ini.
Bertepatan dengan perayaan Hari AIDS Sedunia di Lapangan Silang Monas, Jakarta, Minggu (27/11), slogan tersebut kembali dikumandangkan ke lebih dari 5.000 masyarakat yang hadir pada perayaan pagi itu.
Pada dasarnya, tujuan kampanye mengacu pada upaya Indonesia untuk mencapai target Millenium Development Goals (MDGs), yang ditetapkan sejak 2000. “Lewat kampanye ini, kita ingin menjangkau remaja usia muda, 15 sampai 24 tahun, dengan pengetahuan dan informasi pencegahan HIV dan AIDS,” papar Wakil Presiden Boediono, dalam sambutannya pagi itu.
Kementerian Kesehatan, selaku penggagas kampanye, juga menargetkan tercapainya angka 95% remaja bisa mengetahui informasi tentang HIV AIDS, seperti apakah pencegahan penularan HIV lewat penggunaan kondom, apakah gigitan nyamuk bisa menularkan virus HIV, dan pertanyaan tentang bagaimanakah tindakan kita saat menghadapi mereka yang terinfeksi HIV.
Selain Dinas Kesehatan, peringatan pagi itu juga dimeriahkan dengan tarian sekitar 3.000 siswa dari 25 sekolah di DKI Jakarta, yang tergabung dalam Dance4life. Tarian dengan slogan ?Start dancing, stop AIDS? itu ditujukan sebagai upaya menanggulangi HIV dan AIDS pada anak muda lewat musik dan tari.
Tingkat kematian turun
HIV/AIDS juga menjadi penyumbang kematian paling tinggi. Namun, data badan PBB, UNAIDS, menunjukkan angka kematian akibat penyakit itu di seluruh dunia saat ini berada di tingkat terendah sejak 2005, yakni turun sebesar 21%.
Secara global, jumlah infeksi baru HIV pada 2010 sudah menurun. Hal itu berkat ekspansi besar dalam kemudahan akses terhadap pengobatan. UNAIDS memperkirakan, tahun lalu ada 700 ribu kematian yang bisa dihindari berkat akses yang lebih baik terhadap pengobatan.
“Kami berada di ambang terobosan yang signifikan. Kami telah melihat adanya skala besar dalam akses terhadap pengobatan HIV yang memiliki efek dramatis pada kehidupan seseorang di mana pun,” ujar Direktur Eksekutif UNAIDS Michel Sidibe.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar